Sabtu, 28 Januari 2012

Kepergianmu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas

Senin, 21 Februari 2011

kepada ayah yang berbahagia

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu

perjuangan hidup

disini aku berdiri. menapaki tanah yang samasekali tidak kupahami hirukpikuk n kemilau hidup kota tak mbwtku bergeming. orang2 menertawakanku menganggap aq pungguk yg merindukan bulan….. atas smua asa dan cita citaku…… tatapan sinis yg menusuk ulu hati olok olok yg …

puisi untuk ayah tercinta

Telah Rapuh tulang-tulangmu yang dahulu kau gunakan untuk memberikan kami sesuap nasi untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga Kini… kau berdaya lagi melakukan semuanya kini… kau hanya mampu memberikan kami nasehat kini… kau hanya mampu mengucapkan doa yang tulus untuk …